ANALISA SEBARAN TEKANAN AIRTANAH PADA CAT BRANTAS DAN UPAYA KONSERVASI DI KOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

Authors

  • Mario Thadeus
  • Moh. Sholichin
  • Runi Asmaranto

DOI:

https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.1

Keywords:

Kedalaman muka airtanah, ketinggian tekanan, ketinggian total, GMS 4.0

Abstract

PDAM Kota Blitar memiliki 19 sumur bor yang digunakan untuk pemenuhan kebutuhan air baku masyarakat Kota Blitar. Saat ini, hanya 6 sumur bor yang masih berfungsi yaitu SD 5, SD 10, SD 14, SD 17, SD 18, sedangkan 13 sumur lainnya sudah tidak berfungsi karena terjadi penurunan muka airtanah yaitu SD 1, SD 2, SD 3, SD 4, SD 6, SD 7, SD 8, SD 9, SD 11, SD 12, SD 13, SD 15, dan SD 16. Penelitian mengenai penurunan muka airtanah pada daerah studi menggunakan analisa FEMWATER pada paket program Groundwater Modelling System (GMS) 4.0. dimana output dari program GMS 4.0. adalah sebaran nilai pressure head, total head, dan kedalaman muka airtanah. Simulasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah simulasi tiap periode pembangunan sumur bor, simulasi kemampuan sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air baku di Kota Blitar hingga tahun 2029, dan simulasi untuk mencari debit optimal dari masing-masing sumur bor yang sebaiknya dikeluarkan. Pada periode pembangunan sumur bor tahun 1996, sebaran pressure head dan total head serta kedalaman muka airtanah pada sumur SD 1, SD 2, SD 3, dan SD 4 berada pada kedalaman yang mendekati screen bawah sumur sehingga menyebabkan tidak berfungsinya lagi keempat sumur tersebut. Penurunan kedalaman muka airtanah tersebut terjadi akibat adaya pembangunan sumur baru yaitu sumur SD 7 dan SD 8. Untuk pemenuhan kebutuhan air di tahun 2029, diambil asumsi sumur yang sudah tidak berfungsi lagi dapat diperbaiki dan difungsikan kembali. Dari 13 sumur yang rusak, hanya 10 sumur yang dapat diperbaiki, 3 lainnya tidak dapat diperbaiki karena lubang sumur yang sudah tidak ada. Hasil simulasi menunjukan, terdapat 10 sumur yang memiliki nilai pressure head di bawah screen bawah sumur yaitu sumur SD 1, SD 8, SD 9, SD 12, SD 13, SD 14, SD 15, SD 16, SD 18, dan SD 20. Tentunya membutuhkan tindakan konservasi terhadap airtanah sedini mungkin yaitu pengamanan daerah resapan sebagai daerah imbuhan di bagian hulu pada daerah studi.

References

Anonim. 1994. Kriteria Perencanaan Ditjen Cipta Karya Dinas PU. Jakarta: Dinas Pekerjaan Umum.

Anonim. 2015. Kota Blitar Dalam Angka Tahun 2015. Blitar: Badan Pusat Statistik Kota Blitar.

Arsyad, Sitanala. 2006. Konservasi Tanah dan Air. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Bisri, Muhammad. 2012. Air Tanah. Malang: Universitas Brawijaya Press. Kodoatie, Robert J. 2012. Tata Ruang Air Tanah. Yogyakarta: Andi Offset.

Muliakusumah, Sutarsih. 2000. Proyeksi Penduduk. Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sholichin, Mohammad. 2011. Nutrient Load Assessment in Brantas Basin using the SWAT Model. Disertasi tidak dipublikasikan. Kuala Lumpur: Faculty of Engineering University of Malaya.

The Department of Defense. 1999. Groundwater Modeling System. Reference Manual. Provo, Utah – USA: Brigham Young University.

Downloads

Published

2018-05-31

How to Cite

Thadeus, M., Sholichin, M., & Asmaranto, R. (2018). ANALISA SEBARAN TEKANAN AIRTANAH PADA CAT BRANTAS DAN UPAYA KONSERVASI DI KOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR. Jurnal Teknik Pengairan: Journal of Water Resources Engineering, 9(1), pp.1–11. https://doi.org/10.21776/ub.pengairan.2018.009.01.1

Issue

Section

Articles

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 4 > >>